BREAKING NEWS

Terungkap! Awan Venus Mengandung Air, Apakah Bisa Jadi Tempat Tinggal?

Terungkap! Awan Venus Mengandung Air, Apakah Bisa Jadi Tempat Tinggal?

Dari Gerhana Indonesia • 8 Oktober 2025

Terungkap! Awan Venus Mengandung Air, Apakah Bisa Jadi Tempat Tinggal?

Dalam beberapa tahun terakhir, tren mengkaji ulang data lama dengan pendekatan modern semakin diminati para ilmuwan. Salah satu topik yang kini banyak diperbincangkan adalah potensi keberadaan kehidupan di Venus, khususnya di lapisan awan planet tersebut. Awan Venus memiliki kondisi yang cukup mirip dengan Bumi dalam hal tekanan dan suhu, meski berada di planet yang dikenal sangat panas dan beracun.

Baru-baru ini, sebuah penelitian dari tim riset Amerika Serikat menghidupkan kembali perdebatan ini dengan menganalisis kembali data dari misi Pioneer Venus yang diluncurkan NASA pada tahun 1970-an. Hasilnya mengejutkan: awan Venus ternyata sebagian besar mengandung air yang terikat dalam bentuk material terhidrasi, bukan hanya asam sulfat seperti yang selama ini diyakini.

Data Baru dari Misi Pioneer Venus

Penemuan ini berasal dari dua instrumen pada wahana Pioneer Venus Large Probe, yaitu Neutral Mass Spectrometer (LNMS) dan Gas Chromatograph (LGC), yang turun menembus awan Venus. Para peneliti, Rakesh Mogul dari Cal Tech Pomona dan Sanjay Limaye dari University of Wisconsin, menemukan adanya penyumbatan pada saluran instrumen akibat partikel aerosol di awan.

Alih-alih melihat penyumbatan ini sebagai kegagalan alat, mereka memanfaatkan fenomena tersebut untuk menganalisis komposisi aerosol. Saat wahana turun, aerosol meleleh pada suhu berbeda—melepaskan berbagai gas yang kemudian dideteksi instrumen. Dengan demikian, mereka bisa mengidentifikasi kandungan aerosol di awan Venus secara lebih rinci.

Komposisi Aerosol dan Kandungan Air

Temuan utama menunjukkan lonjakan besar kandungan air pada suhu 185°C dan 414°C, mengindikasikan keberadaan hidrat seperti ferri sulfat terhidrasi dan magnesium sulfat terhidrasi. Menariknya, air merupakan komponen terbesar dari aerosol, mencapai 62%, walau sebagian besar terikat dalam senyawa hidrat tersebut.

Selain air, asam sulfat tetap ditemukan dalam aerosol, dengan puncak pelepasan SO2 pada suhu sekitar 215°C dan 397°C, menunjukkan keberadaan senyawa sulfat yang lebih stabil secara termal. Penemuan lain adalah adanya besi yang terdeteksi pada suhu pelepasan SO2 kedua, yang mengindikasikan keberadaan besi sulfat dalam aerosol, dengan perkiraan kandungan mencapai 16%.

Asal Usul Besi dan Implikasi Temuan

Para peneliti menduga besi tersebut berasal dari debu kosmik yang tertarik ke atmosfer Venus dan bereaksi dengan awan asam di sana. Namun, yang paling menarik adalah fakta bahwa air dalam jumlah signifikan ada di awan Venus, meski dalam bentuk terikat.

Penemuan ini menjelaskan perbedaan hasil antara pengukuran langsung dari wahana yang menyelam ke awan dan penginderaan jarak jauh menggunakan spektroskopi yang hanya mendeteksi uap air bebas. Hal ini tentu membuka peluang baru dalam pencarian kehidupan di Venus, karena salah satu hambatan utama selama ini adalah kurangnya air di atmosfer planet tersebut.

Meski lingkungan awan Venus cukup asam bagi mikroba Bumi, keberadaan air dalam jumlah besar bisa menjadi indikasi bahwa kehidupan mungkin saja bisa bertahan atau bahkan berkembang dalam kondisi tersebut. Temuan ini tentu menjadi kabar menarik bagi para astrobiolog dan peneliti planet di seluruh dunia.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar